Informasi yang kamu cari

Sabtu, 21 Maret 2015

Biar Batre HP Awet

7 Tips "Nge-charge"
Smartphone yang Benar

Jumat, 20 Maret 2015 | 10:46 WIB

KOMPAS.com - Fakta bahwa baterai adalah elemen inti dari
smartphone tak bisa dielak. Tanpa baterai yang kokoh, smartphone tak bakal bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk itu, pengguna harus tepat dalam merawat baterainya agar lebih tahan lama.
Selama ini, beberapa tips yang sering dikemukakan untuk
memberi umur panjang pada baterai terhitung menyulitkan.
Misalnya, harus mematikan fitur-
fitur tertentu, tak mengunduh aplikasi-aplikasi tertentu, dan
hal-hal lainnya yang bisa mengkerdilkan fungsi smartphone.
Nah, berikut ada tujuh tips jitu dan sederhana bagi pengguna smartphone untuk memanjangkan umur baterainya.

Pertama, isi daya beberapa kali dalam beberapa tahapan.
Seperti dalam kehidupan nyata, lebih baik berlari sprint dalam beberapa sesi daripada lari marathon dalam satu sesi. Untuk
menjaga sel baterai agar tak "muak" dengan pengisian,
sebaiknya pengisian dilakukan dalam beberapa tahapan.
Misalnya dari 30 persen sampai 60 persen atau dari 45 persen ke 79 persen.

Kedua, hindari baterai benar-benar kosong.

Kondisi ekstrim berbahaya bagi
kesehatan baterai smartphone. Mengisi daya penuh dalam waktu lama tak baik. Namun, membiarkan baterai benar-benar
kosong lebih tak baik lagi. Jika sering seperti ini, maka ketahanan baterai akan perlahan
menurun.

Ketiga, ingat! kondisi baterai paling baik saat 40 persen.

Pada presentase tersebut kondisi baterai seimbang. Tak terlalu penuh, tak juga kosong. Pada situasi ini, jangan menekan sel
baterai dengan pengisian daya. Lebih baik smartphone digunakan hingga persentase baterai
menurun pelan-pelan.
Setelahnya, sebelum menuju kosong, barulah isi daya.

Keempat, jangan tempatkan baterai di suhu panas.

Baterai bakal kehilangan 80 persen ketahanannya jika
pengguna menempatkannya pada
temperatur 60 derajat selama setahun. Pada suhu normal (25
derajat), ketahanan baterai tiap tahunnya juga bakal berkurang
secara alamiah sebanyak 20 persen.

Kelima, jangan pula tempatkan baterai di suhu dingin. Jika ingin menyimpan baterai,
pastikan tak di tempat dengan suhu dingin, seperti kulkas. Dampak negatifnya akan sama
dengan kemungkinan jika baterai disematkan pada tempat bersuhu
panas.

Keenam, jangan biarkan baterai kosong dalam waktu lama.

Jika baterai benar-benar dalam keadaan kosong, sel baterai akan
"tidur". Jika tak cepat-cepat "dibangunkan", kemungkinan terburuknya sel tersebut bakal kehilangan kemampuan untuk
menyerap daya dari alat pengisian. Maka, saat kapasitas baterai menunjukkan 40 persen, pengguna sudah harus siap-siap
melakukan pengisian ulang.

Ketujuh, jangan pernah
berharap baterai bisa hidup selamanya.

Manusia saja hidup hanya sementara, apalagi baterai smartphone. Faktanya, setiap tahun ketahanan baterai bakal semakin menurun. Walau
pengguna telah merawat baterai dengan benar, setiap baterai punya umur.
Untuk itu, jangan sedih.
Bersedialah membeli baterai baru demi kesehatan smartphone. Tips yang telah dipaparkan hanya mampu memanjangkan umur baterai, bukan membuatnya abadi.

Sekian beberapa kiat sederhana supaya pengguna smartphone tak kehabisan duit gonta-ganti baterai. Selamat mencoba!

Jumat, 06 Maret 2015

Di Tepian Waktu

Karim masih duduk terdiam di depan kamar kosnya. Pandangannya nanar tanpa makna. Sesekali dilihatnya burung di kandang yang beberapa hari lalu ia beli. "Suntuk sekali hari ini", keluh hatinya. Terpikir juga olehnya andai ia pedagang, mungkin sekarang ia sedang mnghitung sudah berapa laba yang masuk kantong. Atau andai dia begal motor, tentu ia sedang merencanakan aksi untuk malam ini bersama teman-temannya. Aah, jadi pengangguran memang tidak enak. Keluhnya.

Suara azan yang membelah langit tak mampu juga memecah lamunannya. Pemuda 24 tahun itu terus menatapi pohon-pohon yang ribut di terpa angin. Sementara burung di kandang menatapnya heran. Mungkin si burung merasa lebih beruntung. Dikasih makan, dimandikan, diperhatikan oleh si Karim. Sementara si Karim sendiri? Boro-boro ada yang perhatian.

Begitulah hidupnya. Apa adanya, tanpa rekayasa. Hidup di Indonesia memang harus sabar. Apalagi buat pemalas dan ahli gengsi.

Karim terhenti dari lamunannya, matanya sekonyong-konyong menatap sajadah bekas temannya solat. Ah, dari pada melamun tanpa arti lebih baik aku solat. Setidaknya kalau aku tak sukses di dunia, tapi akhiratku terjaga. Pikirnya. Diapun segera berwudhu, ah segarnya air wudhu langsung naik ke kepalanya. Adem. Ayem terasa sampai ke hati. Sementara waktu terus berlalu, tanpa perduli dengan orang-orang yang malas atau rajin. Tanpa mau tau engkau sedang ibadah atau maksiat. Tanpa mengiba pada si miskin yang masih lapar. Dia hanya mau berhenti bila Tuhan telah bersabda. Setidaknya Karim masih bersyukur, punya waktu leluasa untuk solat.

Rabu, 04 Maret 2015

Luqman Al-Hakim Si Kulit Hitam Ahli Hikmah

Ibnu Katsir mengatakan bahwa Luqmanul Hakim—yang ada didalam Al Qur’an—bernama Luqman bin ‘Unqa bin Sidran. Ada juga yang mengatakan bahwa dia adalah Luqman bin Tsaran sebagaimana dikisahkan oleh as Suhailiy dari Jarir dan al Qutaibiy. As Suhailiy juga mengatakan bahwa Luqman adalah orang Nubiyan dari penduduk Ailah.

Menurut Ibnu Katsir juga bahwa Luqman adalah seorang lelaki shaleh, ahli ibadah, pengetahuan dan hikmah yang luas. Ada yang mengatakan bahwa dia adalah seorang hakim pada zaman Daud as. Wallahu A’lam.

Sofyan Ats Tsauriy dari al Asy’ats dari Ikrimah dari Ibnu Abbas berkata,”Luqman adalah seorang budak Habasyah yang juga berprofesi sebagai tukang kayu.” (al Bidayah wa an Nihayah juz II hal 146)

Jumhur ulama berpendapat bahwa Luqmanul Hakim bukanlah seorang Nabi sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai atsar yang dikutip oleh Ibnu Katsir didalam kitab tafsirnya.

Sofyan ats Tsauriy mengatakan dari al Asy’ats dari Ikrimah dari Ibnu Abbas berkata bahwa Luqman adalah seorang budak dari Habasyah yang berprofesi sebagai tukang kayu.

Qatadah mengatakan dari Abdullah bin az Zubeir : Aku bertanya kepada Jabir bin Abdullah,”Apa pendapatmu tentang Luqman?’ dia menjawab,”Dia adalah seorang yang pendek yang berasal dari Naubah.”

Yahya bin Said al Anshariy dari Said bin al Musayyib berkata,”Luqman seorang hitam dari Mesir yang kuat dan telah diberikan Allah hikmah namun tidak kenabian.”

Syu’bah berkata dari a Hakim dari Mujahid,”Luqman adalah seorang hamba yang shaleh namun bukan seorang nabi.”

Al A’masy berkata : Mujahid berkata,”Luqman adalah seorang hamba yang hitam namun bijak kedua bibirnya dan terbelah kedua kakinya.”

Ibnu Hatim mengatakan bahwa Abu Zur’ah telah bercerita kepada kami, Shafwan telah bercerita kepada kami, al Walid telah bercerita kepada kami, Abdurrahman bin Yazid telah bercerita kepada kami dari Jabir berkata,”Sesungguhnya Allah telah mengangkat Luqmanul Hakim dengan hikmahnya. Seorang lelaki yang sudah mengenal dirinya sebelumnya pernah melihatnya (didalam sebuah majlis manusia, pen) bertanya kepadanya,”Bukankah engkau adalah budak dari Bani Fulan yang menggembalakan kambing kemarin?’ Luqman menjawab,’Ya.’ Lelaki itu berkata,’Apa yang membawaku menyaksikanmu (hari ini)?’ Luqman berkata,’Takdir Allah, menunaikan amanah, jujur didalam perkataan dan meninggalkan apa-apa yang tidak berguna.” (Tafsir al Quran al Azhim juz XII hal 333 – 335)

Dinamakannya surat Luqman dengan Luqman dikarenakan surat itu mengandung berbagai wasiat dan nasehat yang disampaikan Luqman kepada anaknya.

Adapun sebab nuzul dari turunnya ayat-ayat yang memuat tentang wasiat-wasiat Luqman tersebut didalam surat Luqman :

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman : 13 – 14)

Maka para mufasir berpendapat bahwa ayat ini turun terhadap permasalahan Sa’ad bin Abi Waqash. Tatkala dirinya memeluk islam lalu ibunya mengatakan kepadanya,”Wahai Sa’ad telah sampai informasi kepadaku bahwa engkau telah condong (kepada agama Muhammad). Demi Allah aku tidak akan berteduh dari teriknya matahari dan angin yang berhembus, aku tidak akan makan dan minum hingga engkau mengingkari Muhammad saw dan kembali kepada agamamu sebelumnya.” Sa’ad adalah anak lelaki yang paling dicintaniya. Namun Sa’ad engan untuk itu. Dan ibunya menjalani itu semua selama tiga hari dalam keadaan tidak makan, tidak pula minum serta tidak berteduh sehingga Sa’ad pun mengkhawatirkannya. Lalu Sa’ad datang menemui Nabi saw dan mengeluhkan hal itu kepadanya maka turunlah ayat ini yang terdapat didalam surat Luqman dan al Ahqaf.

Juga diriwayatkan oleh Abu Sa’ad bin Abu Bakar al Ghazi berkata bahwa Muhammad bin Ahmad bin Hamdan telah berkata kepada kami dan berkata bahwa Abu Ya’la telah memberitahu kami dan berkata bahwa Abu Khutsaimah telah memberitahu kami dan berkata bahwa al Hasan bin Musa telah memberitahu kami dan berkata bahwa Zuhair telah memberitahu kami dan berkata bahwa Samak bin Harb telah memberitahu kami dan berkata bahwa Mus’ab bin Sa’ad bin Abi Waqash dari ayahnya berkata,”Ayat ini turun tentang diriku.” Lalu dia berkata,”Ibu Sa’ad telah bersumpah untuk tidak berbicara selama-lamanya sehingga dirinya (Sa’ad) mengingkari agamanya (islam). Dia tidak makan dan minum. Ibu berada dalam keadaan seperti itu selama tiga hari sehingga tampak kondisinya menurun. Lalu turunlah firman Allah وَوَصَّينا الإِنسانَ بِوَالِدَيهِ حُسنا (Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya). (HR. Muslim dari Abu Khutsaimah). (Asbab Nuzul al QUr’an hal 123)

Wallahu A’lam

Ustadz Sigit Pranowo

Bila ingin memiliki  karya beliau dari  kumpulan jawaban jawaban dari Ustadz Sigit Pranowo LC di Rubrik Ustadz Menjawab

http://m.eramuslim.com/ustadz-menjawab/kisah-luqmanul-hakim-dalam-al-qur-an.htm